Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam era milinium ini, kita sedang memasuki suatu abad baru yang banyak
menimbulkan perubahan dan kemajuan, sekaligus menjadi tantangan. Tantangan
akibat perubahan dan kemajuan yang cepat, terjadi baik pada aspek sosial,
budaya, dan teknologi. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi akibat perubahan
tersebut semakin komplek, baik masalah pribadi, sosial, ekonomi, budaya dan
lain-lain. Untuk menghadapi tantangan ini diperlukan kesiapan individu secara
fisik dan mental, agar lebih mampu mengatasi berbagai hal dalam mencapai
kesuksesan. Bagaimana kita menghadapi tantangan yang ada bisa dimulai dengan
berempati, mengubah cara pandang, mengelola emosi dan mengambil resiko. Apabila
tidak memiliki referensi nilai, fokus yang positif, dan harga diri maka akan
timbul kesulitan dan menemukan sumber daya batiniah yang diperlukan untuk
menangani tantangan-tantangan yang beragam dalam kehidupan.
Pengembangan diri sangat
penting untuk dikembangan dalam kehidupan manusia, demikian halnya dengan
peserta didik. Hal tersebut disebabkan karena jika manusia mempunyai gambaran
tentang dirinya baik fisik maupun psikologisnya maka diharapkan ia dapat menjalani kehidupannya secara optimal.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada individu
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
minat, setiap individu sesuai dengan kondisi seseorang. Perasaan individu bahwa
ia tidak memiliki kemampuan menunjukkan sikap negatif terhadap kualitas
kemampuan yang dipunyainya. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas
kemampuan yang dimiliki mengakibatkan ia memandang seluruh tugasnya sebagai
sesuatu yang sulit diselesaikan. Berbagai penelitian yang dilakukan para ahli
menunjukkan, bahwa pandangan individu terhadap dirinya sendiri sangat
menentukan keberhasilan yang akan dicapai.
B. Tujuan
Penulisan
Pada
dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kepribadian. Sedangkan tujuan
khusus dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui teori pengembangan diri meliputi: teori
bakat, teori kepribadian, dan teori kecerdasan.
2. Untuk mengetahui karakter pembelajaran personal meliputi: auditory, visual, dan
kinestetik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengembangan
Diri
- Pengertian Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah
individu-individu yang mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan-kemampuan mereka melalui usaha-usaha yang diarahkan oleh diri mereka
sendiri
Dalam teori bakat (talent theory), misalnya dikatakan bahwa
seseorang itu ada yang diberi bakat bawaan berupa kemampuan praktek atau
teknik. Pertanyaannya adalah, apakah orang yang mengidentifikasi dirinya
memiliki bakat di sini berarti tidak berbakat pada kemampuan-kemampuan yang
sifatnya "intelektual" atau "analitis".
Begitu juga dalam
teori kepribadian (personality theory).
Dijelaskan di sana bahwa ada seseorang yang punya model kepribadian, katakanlah
misalnya, introvert. Pertanyaannya adalah, apakah orang yang mengidentifikasi
dirinya punya model kepribadian di sini berarti tidak memiliki model
kepribadian ekstrovert.
Begitu juga dengan teori
kecerdasan (intelligence theory).
Dijelaskan di sana bahwa ada seseorang yang punya kecerdasan intrapersonal
(kemampuan menjalin hubungan ke dalam). Pertanyaannya adalah, apakah orang yang
mengidentifikasi dirinya memiliki kecerdasan di sini berarti tidak memiliki
kecerdasan di bidang lain, misalnya katakanlah, kecerdasan interpersonal.
- Tujuan Pengembangan diri
Tujuan kita
mengembangkan diri yaitu:
a. Mendapatkan rasa aman
Menurut Abraham Maslow,
keamanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Di dunia kerja, keamanan
itu meliputi kondisi kerja, asuransi kesehatan, gaji pada waktu berhalangan
kerja, koperasi simpan pinjam, program pengembangan, dan dana pension. Akan
tetapi, keamanan dan rasa aman yang kita cari dengan pengembangan diri bukanlah
keamanan dari luar seperti itu,
melainkan kemanan dari dalam, yaitu kemanan batin. Kemanan seperti itu kita dasarkan atas kemampuan untuk memberi sumbangan di dalam hidup, kecakapan dalam kerja, watak, dan kepribadian yang sudah berkembang secara lengkap dan utuh: lahir-batin, jasmanirohani, material-spritual. Kita merasa aman karena kita telah berhasil memodifikasi sikap dan prilaku kita menjadi lebih baik, menambah kemampuan dan kecakapan kita, serta meningkatkan prestasi kerja kita. Rasa aman menjadi modal yang tidak ternilai tenang dalam hidup dan kerja kita.
melainkan kemanan dari dalam, yaitu kemanan batin. Kemanan seperti itu kita dasarkan atas kemampuan untuk memberi sumbangan di dalam hidup, kecakapan dalam kerja, watak, dan kepribadian yang sudah berkembang secara lengkap dan utuh: lahir-batin, jasmanirohani, material-spritual. Kita merasa aman karena kita telah berhasil memodifikasi sikap dan prilaku kita menjadi lebih baik, menambah kemampuan dan kecakapan kita, serta meningkatkan prestasi kerja kita. Rasa aman menjadi modal yang tidak ternilai tenang dalam hidup dan kerja kita.
b. Kemantapan hidup
Kemantapan hidup adalah
keadaan hidup di mana kita tidak mudah
goyah dan digoyahkan, baik oleh factor-faktor yang ada di dalam diri
kita, seperti selera, emosi, ambisi, atau mimpi, maupun factor-faktor di
luar diri kita, seperti rekan kerja, atasan, lembaga, masyarakat, bahkan dunia. Kemantapan hidup seperti ini merupakan hasil komitmen yang sudah dibuat dan sikap konsekuen untuk memenuhi komitmen itu. Ini berarti bahwa kita sudah berhasil menciptakan kepaduan antara visi, misi, dan peran kita dengan cara hidup, perilaku, dan cara kerja kita. Untuk dapat hidup mantap, kita membutuhkan credo dan keyakinan.
goyah dan digoyahkan, baik oleh factor-faktor yang ada di dalam diri
kita, seperti selera, emosi, ambisi, atau mimpi, maupun factor-faktor di
luar diri kita, seperti rekan kerja, atasan, lembaga, masyarakat, bahkan dunia. Kemantapan hidup seperti ini merupakan hasil komitmen yang sudah dibuat dan sikap konsekuen untuk memenuhi komitmen itu. Ini berarti bahwa kita sudah berhasil menciptakan kepaduan antara visi, misi, dan peran kita dengan cara hidup, perilaku, dan cara kerja kita. Untuk dapat hidup mantap, kita membutuhkan credo dan keyakinan.
Credo berasal dari kata
latin credere yang berarti ‘percaya’. Maka,
credo berarti ‘aku percaya’. Credo adalah serangkaian hal dan nilai yang kita percayai dan kita pegang sebagai pegangan dan pedoman hidup. Dalam credo itu terkandung prinsip-prinsip yang kita gunakan untuk mengendalikan dan mengarahkan hidup, perilaku, dan kerja kita. Prinsip-prinsip tersebut berkaitan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain, hubungan dengan alam, dan hubungan dengan Tuhan.
credo berarti ‘aku percaya’. Credo adalah serangkaian hal dan nilai yang kita percayai dan kita pegang sebagai pegangan dan pedoman hidup. Dalam credo itu terkandung prinsip-prinsip yang kita gunakan untuk mengendalikan dan mengarahkan hidup, perilaku, dan kerja kita. Prinsip-prinsip tersebut berkaitan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain, hubungan dengan alam, dan hubungan dengan Tuhan.
Keyakinan adalah
perasaan pasti akan kebenaran dan kebaikan suatu hal, nilai, atau prinsip.
Keyakinan menjadi sumber tekad dan kemauan hidup. Kita boleh memilikikemampuan
dan kecakapan yang bagus, tetapi jika kita tidak mempunyai keyakinan akan hal
yang kita kerjakan, kita tidak akan mendayagunakannya. Tanpa tekad dan kemauan,
kita tidak akan bergerak atau berbuat sesuatu. Sebaliknya, dengan keyakinan,
kita akan mengambil langkah dan tindakan untuk mencapai sesuatu. Oleh
keyakinan, arah hidup ditetapkan dan kemampuan serta kecakapan dimanfaatkan. Kesedihan
untuk berkembang membuat kita para pekerja tidak pasif karena kita
terus-menerus didorong untuk memanfaatkan segala kesempatan untuk maju.
Meskipun lelah, dengan menggunakan tenaga yang tersisa, kita bersedia mengikuti
berbagai acara pengembangan seperti ceramah, seminar, penataran, dan sebagainya.
Dengan menjadi manusia yang berkembang, kita akan mendapatkan rasa aman dan
kemantapan hidup, yaitu dua hal yang kita perlukan untuk dapat melaksanakan
kerja kita perlukan untuk dapat melaksanakan kerja kita secara professional,
efisien, efektif, dan produktif.
Demi masa depan kita,
entah berguna untuk mendapatkan promosi atau tidak, sebaiknya kita terus
berusaha mengembangkan diri dengan mengambil usaha-usaha pengembangan agar
menjadi pekerja yang dapat diandalkan. Dengan menjadi pekerja yang dapat diandalkan,
kita menjadi pekerja yang berharga dan dihargai oleh lembaga.
- Upaya Pengembagan diri
Pengembangan diri
sebenarnya merupakan proses pembaruan. Proses ini disebut oleh Stephen R. Covey
dalam The 7 habits of Highly Effective People (1993) sebagai konsep asah
gergaji. Pembaruan yang dilakukan, menurut Covey mesti meliputi empat dimensi
yaitu: pembaruan fisik, spiritual, mental dan sosial/emosional. Pembaruan fisik
dapat dilakukan dengan melalui olahraga, asupan nutrisi, dan upaya pengelolaan
stres. Pembaruan spiritual dapat diraih melalui penjelasan tentang nilai dan
komitmen, melakukan studi atau kajian dan berkontemplasi atau berdzikir.
Dimensi mental dapat diperbarui melalui kegiatan membaca, melakukan visualisasi,
membuat perencanaan dan menulis. Adapun dimensi sosial/emosional diasah melalui
pemberian pelayanan, bersikap empati, melakukan sinergi dan menumbuhkan rasa
aman dalam diri. Dalam proses pengembangan diri diperlukan keseimbangan
(tawazun) dan sinergi (tanasuq) untuk mencapai hasil optimal sebagaimana yang
diharapkan.
Pengembangan diri tidak
muncul begitu saja. Untuk meraihnya, diperlukan latihan dengan pola seperti
spiral. Pola ini melatih kita untuk bergerak ke atas sepanjang spiral secara
terus-menerus. Pola spiral ini memaksa kita untuk melalui tiga tahap kegiatan
yakni belajar, berkomitmen, dan berbuat. Latihan ini harus terus-menerus
berjalan secara berulang-ulang sampai kualitas dan produktivitas diri kita
menjadi semakin tinggi.
- Hal-hal yang harus dilakukan dalam pengembangan diri
Dalam melakukan
pengembangan diri, kita memerlukan tolok ukur yang nyata dan aplikatif untuk
mengetahui kemajuan dan perkembangan yang telah kita capai . Konsep Sharpening
Our Concept and Tools (SHOOT) yang dikembangkan oleh Lembaga Manajenen Terapan
Trustco berikut ini dapat kita jadikan sebagai contoh daftar aktivitas
pengembangan diri.
a. Memperluas pengetahuan
mengenai fakta situasional. Jangan bersikap tak acuh dengan lingkungan sekitar;
b. Menjalin hubungan dengan
orang lain;
c. Mengelola waktu secara
efektif;
d. Menjaga keaktualan
pengetahuan agar tidak tertinggal dan relevan. Jangan malas mencari pengetahuan
baru;
e. Berlatih untuk
mengumpulkan fakta dan membuat asumsi;
f. Membuat jurnal pribadi
dengan menggunakan catatan harian agar jadwal kita menjadi teratur.
- Proses Pengembangan Diri
a. Pancarkan Antusiasme
Menerapkan
Prinsip-Prinsip Bertindak kedalam kehidupan nyata akan mempertinggi jiwa anda
dan mengangkat semangat anda. Anda akan merasakan kenikmatan dan semangat untuk
hidup. Anda akan menjalani hari-hari yang penuh dan lebih baik. Hal ini terjadi
karena anda telah memanfaatkan saat-saat hening anda untuk berpikir, mengorganisasikan
dan memprioritaskan hidup anda. Anda akan mencintai banyak hal dan hal-hal
tersebut akan menjadi bagian dari hari-hari anda. Anda akan selalu berada di
bawah kendali. Setiap hari anda akan melakukan hal-hal baik untuk diri anda
sendiri maupun orang lain. Kata-kata seperti membosankan, ejekan, tidak
berarti, akan jarang mewarnai kerja dan hubungan anda. Dengarlah CD kesukaan
anda. Telponlah teman. Bacalah buku-buku yang bagus. Tersenyumlah. Dengarkan.
Lihat. Rasakan. Baui . Jalan-jalanlah dan lihat seluruh keajaiban dunia anda.
Tunjukkan kepada semua orang bahwa hidup adalah suatu yang berharga.
Jadilah seorang
motivator. Tanyai orang lain tentang tujuan mereka dan bagaimana anda mungkin
membantu mereka. Buatlah orang-orang merasa menjadi bagian dari sebuah tim yang
berhasil. Mintai mereka masukan. Yakinkan bahwa setiap orang terlibat dan di
beri informasi. Berikan insentif kinerja. Cari kesempatan untuk memuji
danmemberi imbalan. Antusisme adalah sesuatu yang mudah menular.
b. Master Sukses
Ada master di dalam diri
anda yang menjadi panutan. Master tersebut adalah anda pada kondisi yang
terbaik. Teruslah berusaha. Anda tenang, tenggang rasa, sabar dan percaya diri.
Anda jujur, dapat dipercaya, bertanggung jawab dan dapat diandalkan. Anda loyal
dan menarik. Anda rendah hati dan menghormati orang lain. Anda tagguh,
percaya diri, tekun dan pekerja keras. Anda terorganisir, anggun dan stabil. Anda selalu ingin tahu dan mau di ajar. Anda sehat,
bersemangat dan entusiastik. Anda baik hati, bersahabat, suka membantu dan dermawan. Anda berani dan gigih. Anda bermoral dan beretika
percaya diri, tekun dan pekerja keras. Anda terorganisir, anggun dan stabil. Anda selalu ingin tahu dan mau di ajar. Anda sehat,
bersemangat dan entusiastik. Anda baik hati, bersahabat, suka membantu dan dermawan. Anda berani dan gigih. Anda bermoral dan beretika
c. Berani Mengambil Resiko
Gagal
Bersiap-siaplah. Saat
ini adalah saat yang paling baik bagi anda untuk memulai tindakan-tindakan yang
positif. Anda selalu berlatih dan anda punya kepercayaan diri dalam
mempersiapkan tindakan anda. Jangan biarkan diri anda dikalahkan oleh keraguan.
Anda menyadari bahwa saatnya akan datang dimana anda harus bertindak. Jika anda
ragu terlalu lama, keraguan tersebut akan selalu menyelimuti dan berubah menjadi
ketakutan. Ya, anda bisa tersandung. Ya, anda bisa ditolak.
Ya, anda mungkin gagal.
Inilah hidup. Para penakluk kehidupan setuju bahwa dalam berusaha mereka
mungkin harus menyesuaikan dirinya, bahkan memulainya kembali berkali-kali.
Perbedaan antara orang sukses dengan yang lainnya bukan pada apakah anda
membuat kesalahan atau bahkan gagal untuk sementara waktu, tetapi perbedaanya
pada bagaimana respon anda. Kebanyakan orang mencari jaminan sebelum mengambil
tindakan. Namun, dalam usaha pencarian jaminan tersebut, mereka sering menerima
peringatan yang dapat dengan mudah digunakan sebagai alasan untuk tidak bertindak.
Waspadalah, karena mereka yang paling mencintai andalah yang mungkin
memperingatkan anda paling keras agar tidak mengambil resiko.
d. Ciptakan Perubahan
Status mungkin kondisi
yang menyenangkan, namun karena harus terjadi perkembangan, maka harus ada perubahan.
Karena anda mencari perkembangan, maka anda harus mencari perubahan. Jangan
anda lihat lingkungan anda sebagaimana adanya, namun bagaimana seharusnya dan
seyogyanya. Anda mencari perubahan karena anda perlu mencari jati diri yang
lebih baik sehingga anda dapat memainkan peran anda dalam menciptakan dunia
yang lebih baik. Pertama, ubahlah diri anda sendiri. Bisakah anda mengubah
hari-hari anda dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk keluarga anda? Bisakah
anda mengubah rutinitas makan siang anda dan menyempatkan waktu untuk
berjalan-jalan? Dapatkah anda saat pulang dari kantor menyempatkan diri untuk
berhenti sejenak di panti asuhan selama dua puluh menit dan mengunjungi
sesorang yang tidak pernah di kunjungi orang lain? Bisakah anda mengubah kantor
anda dan menyempatkan waktu untuk menghubungi lebih banyak orang lagi Apakah
konsekuensi dari tidak adanya perubahan? Sadarlah bahwa banyak orang yang tidak
membuat perencanaan karena mereka tidak ingin mengambil resiko dari perubahan..
Tidak melakukan banyak hal dalam hidup anda adalah hal yang lebih mudah dan
aman daripada mengambil resiko, tapi anda akan menjadi orang yang kerdil. Maka
dari itu carilah perubahan yang bisa membuat anda menjadi semua yang anda
inginkan.
e. Terimalah Perbedaan
Lihatlah setiap orang
sebagai individu dan bukan sebagai bagian sebuah kelompok. Seluruh manusia dari
seluruh negara dan budaya pada dasarnya adalah sama tanpa memandang ras, warna,
keyakinan atau jenis kelamin. Percayalah dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa
sebagian besar orang-orang yang anda temui, jadikan teman atau ajak ber bisnis
lebih banyak persamaannya daripada perbedaannya dengan anda. Orang pada
dasarnya baik. Sebagian besar orang bertindak baik. Mereka tidak punya maksud
menyakiti anda dan akan membantu anda pada saat anda membutuhkan.
Jangan buang-buang waktu
anda untuk memikirkan yang sebaliknya. Jangan menjadi pihak yang membuat rumor
atau gosip. Tolaklah kebijakan yang bersifat stereotip, memecah belah dan
merendahkan diri yang mengelompokkan orang kedalam kategori-kategori. Jadilah orang
pertama yang membangun jembatan toleransi dan kesepahaman.
f. Jadilah Seorang Pejuang
Pejuang mempunyai sifat
tangguh dalam kesetiaan, kehebatan, ketetapan hati, bersikap, berinisiatif,
daya tahan, keberaniaan dan kekuatan tekad. Para pejuang bersifat lembut dalam
ketenangan, percaya diri dan pengasih. Para pejuang sering diundang maju manakala
yang lain berkeinginan mundur. Para pejuang ada di dalam peperangan dan dalam
kehidupan setiap hari. Orang lain mungkin bersikap kasar, mementingkan diri
sendiri dan bereaksi dengan penuh kebencian terhadap anda. Meskipun demikian,
tetaplah sopan. Mereka yang anda tolong mungkin mengeluh dan tidak berterima kasih.
Meskipun demikian, tetap tolong mereka. Kata-kata jujur anda mungkin di bantah
dan direndahkan. Meskipun demikian, tetaplah bersuara. Keberhasilan mungkin
melibatkan banyak kesalahan dan kekecewaan. Meskipun demikian, teruslah berusaha
untuk sukses. Bantuan anda mungkin terlalu kecil. Meskipun demikian, tetaplah
memberi. Seorang pejuang adalah teladan, selalu siap untuk berkembang dan
melayani orang lain.
g. Tetaplah Fokus
Di dalam perjuangan
hidup, anda akan sering menerima pukulan. Beberapa pukulan tersebut mungkin
menyakitkan. Namun hal itu juga akan lewat. Anda adalah pusat dari semesta.
Penuhi keperluan anda dulu. Kemudian pergilah ke keluarga, teman, tetangga dan
pekerja anda. Bergeraklah ke komunitas yang lebih besar. Jangan gunakan kata
menyelamatkan dunia sebagai alasan anda untuk melupakan keluarga anda. Jangan
biarkan orang lain menekan dan meburu anda untuk bertindak sebelum anda
putuskan mana yang terbaik. Hal terpenting yang bisa diberikan seorang bapak
kepada anak-anaknya adalah dengan mencintai ibu mereka. Berdirilah dengan lutut
agak membengkok. Tadahkan kepala. Bernafaslah yang dalam dari perut anda. Anda
adalah bagian yang sangat kecil dari benda-benda yang maha besar. Anda menyatu
dengan semesta. Anda adalah segala sesuatu dan bukan sesuatu. Tetaplah tenang,
seimbang dan waspada.
h. Jagalah Penampilan Anda
Penampilan anda yang
memuaskan menunjukkan keanggunan dan kelembutan yang sederhana. Anda tampil
kuat secara fisik, emosional dan spiritual, dan anda tampak bahkan masih
mempunyai cadangan kekuatan yang lebih besar. Anda tenang, terkoordinasi dan
seimbang Anda mengarahkan dengan keyakinan yang mantap dan mudah. Tenanglah.
Pertimbangkan dengan matang. Mantaplah dan waspadalah. Tampillah dengan bagus.
Berbahagialah. Tegakkan kepala dan tarik pundak anda ke belakang. Jaga
pandangan mata lurus ke depan. Bernafaslah yang dalam. Berbicaralah dengan
suara lembut dengan cara yang penuh tenggang rasa. Jangan terlalu sering memotong
pembicaraan. Bicaralah yang singkat. Berjalanlah dengan tujuan. Jangan
terburu-buru. Berjabat tanganlah dengan mantap. Mata anda adalah mata yang
bersahabat. Anda bersikap hormat. Tersenyumlah yang tulus. Anda menunjukkan
gaya dan kelas. Kesan pertama tak akan terlupa. Sesuatu yang anda inginkan akan
datang sebagai hasil dari sikap baik dan ketekunan anda. Berhentilah sejenak dan
nikmati saat-saat itu. Mulailah bekerja.
i.
Lakukan Yang Anda Rasakan
Saat terbaik untuk
melakukannya. Jika anda bahagia, tersenyumlah. Jika anda berani, bertindaklah.
Jika anda mendapatkan layanan yang bagus, pujilah. Jika anda merasa
bersemangat, lakukan sesuatu yang positif. Jika anda mempunyai lelucon yang
bagus, ceritakanlah. Jika anda mempunyai kelebihan, beramallah. Jika anda ingin
kaya, menabung dan berinvestasilah. Jika sesorang perlu pertolongan, bantulah
atau berkatalah yang lembut. Jika anda berjanji, tepatilah. Jika anda ingin
melihat sesuatu menjadi lebih baik, berikan suara anda pada wakil anda.
j.
Kembangkan Rasa Humor Anda
Di segala bidang
kehidupan, kelucuan yang spontan, tawa yang tulus, senyum dan rasa humor yang
hangat selalu di hargai. Agar menjadi orang yang pintar ber humor, sering
ceritakan humor. Praktikkan. Tirulah komedian yang anda kagumi atau teman-teman
anda. Mulailah mengumpulkan lelucon. Pastikan selalu bahwa lelucon anda bukan
lelucon kotor dan tidak menyerang. Fokuskan pada subjek lucu yang universal
anda. Kebanyakan humor yang terbaik adalah yang bercerita tentang diri sendiri.
Oleh karena itu, anda harus belajar menertawai diri sendiri. Dalam perjalanan
anda menuju sukses, akan anda temui banyak sandungan dan kegagalan, yang menyediakan
banyak kesempatan kepada anda untuk mengubah hal-hal yang tidak diharapkan
tersebut menjadi bahan lelucon pengurang stress. Jangan terlalu terganggu oleh
masalah-masalah kecil. Jadikan masalah-masalah tesebut sebagai bahan tertawaan.
Selalulah ramah. Humor akan menambah daya tarik anda.
- Faktor Penghambat Pengembangan Diri
Faktor yang menghambat
diri kita untuk berkembang
a. Faktor yang berasal dari
lingkungan.
Sistem yang dianut.
Kadang-kadang sistem yang berlaku dalam lingkungan kita, apakah dalam pekerjaan
pendidikan atau lingkungan sosial di mana kita berada, tanpa disadari
menghambat pengembangan diri kita, misalnya diberlakukannya sistem senioritas
dalam jenjang jabatan di mana kita bekerja. Tanggapan atau sikap/kebiasaan
dalam lingkungan kebudayaan. Kadang-kadang tradisi atau kebiasaan yang berlaku
menghambat perwujudan dari perkembangan diri seseorang.
b. Faktor yang berasal dari
diri individu sendiri.
Faktor tujuan hidup yang
tidak/belum tergambar dengan jelas. Faktor motivasi dan faktor keengganan untuk
menelaah diri. Kadang-kadang manusia takut untuk menerima kenyataan bahwa ia
memiliki kekurangan ataupun kelebihan pada dirinya.
c. Faktor usia
Kadang-kadang orang yang
sudah tua dalam usia tidak melihat bahwa kearifan dan kebijaksanaan dapat
dicapainya. Mereka cenderung memandang bahwa usia muda lebih hebat karena
produktif.
- Solusi Mengatasi Hambatan Dalam Pengembangan Diri
Memang banyak aspek
penghambat pengembangan kepribadian kita, namun sebenarnya masalah itu bisa
diatasi dengan cara: Bicara adalah perkara mudah. Namun, hanya bicara yang
diikuti oleh tindakan yang dapat membuat segalanya menjadi lebih baik.
a. Anda tidak akan dapat
mencapai kemajuan apabila selalu mengerjakan
sesuatu dengan cara yang sama. Oleh karena, mengubah cara harus sering dilakukan meskipun dapat membuat anda merasa kurang nyaman.
sesuatu dengan cara yang sama. Oleh karena, mengubah cara harus sering dilakukan meskipun dapat membuat anda merasa kurang nyaman.
b. Anda harus berusaha
menghentikan kebiasaan yang tidak baik dengan
sungguh-sungguh.
sungguh-sungguh.
c. Semakin lama anda
tenggelam dalam perilaku yang merugikan diri sendiri, semakin lama anda harus
berjuang untuk menghentikannya.
d. Menghindari tindakan
yang anda kuatirkan akan gagal hanya dapat mengurangi kecemasan anda sementara.
Dalam jangka panjang, penghindaran ini justru dapat berakibat buruk. Oleh
karena itu lebih baik menghadapinya, ketimbang mengindar.
e. Makin sering anda
berfikir bahwa anda tidak berguna dan tidak berharga setelah mengalami
kegagalan, semakin sulit anda mencapai keberhasilan.
f. Kalau anda ingin
menemukan kedamaian dan kegembiraan di dunia dan Insya Allah di surga nanti,
atau ingin menjadi lebih baik, anda harus memaksa diri untuk melakukannya.
B. Karakter
Pembelajaran Personal
Cara belajar seseorang
adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap, mengatur dan mengolah informasi.
Ada sebagian orang yang cenderung lebih mudah menyerap, mengatur dan mengolah
informasi melalui indera penglihatan. Orang yang cenderung seperti ini memiliki
tipe belajar visual. Ada sebagian orang yang cenderung lebih mudah menyerap,
mengatur dan mengolah informasi melalui indera pendengaran (audio/suara). Orang
yang cenderung seperti ini memiliki tipe belajar audiotory. Ada pula sebagaian
orang yang cenderung lebih mudah menyerap, mengatur dan mengolah informasi
melalui gerakan tubuh atau demonstrasi.Orang yang cenderung seperti ini
memiliki tipe belajar kinestetik. Mengetahui karakteristik tipe belajar visual,
auditori dan kinestetik akan membantu anda menemukan strategi atau cara terbaik
dalam belajar.
1. Auditori (Auditory Learners )
Gaya belajar Auditori (Auditory
Learners) mengandalkan pada pendengaran untuk bisa
memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar
menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan.
Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami
informasi itu. Karakter pertama orang yang memiliki gaya
belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran,
kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk
tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun membaca. Ciri-ciri gaya belajar Auditori
yaitu:
a.
Mampu
mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang
didiskusikan dalam kelompok/ kelas
b.
Pendengar
ulung: anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di televise/ radio
c.
Cenderung
banyak omong
d.
Tak suka
membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat
mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
e.
Kurang
cakap dalm mengerjakan tugas mengarang/ menulis
f.
Senang
berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
g.
Kurang
tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya
anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll
2. Visual (Visual
Learners)
Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan
pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan
terlebih dahulu agar mereka paham Gaya belajar seperti ini mengandalkan
penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Ada
beberapa karakteristik yang khas bagai orang-orang
yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama adalah kebutuhan melihat
sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau
memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, ketiga
memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, keempat
memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung,
kelima terlalu reaktif terhadap suara, keenam sulit mengikuti
anjuran secara lisan, ketujuh seringkali salah menginterpretasikan kata
atau ucapan.
1.
Cenderung
melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar
2.
Bukan
pendengar yang baik saat berkomunikasi
3.
Saat
mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman
lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
4.
Tak suka
bicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. Terlihat
pasif dalam kegiatan diskusi.
5.
Kurang
mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
6.
Lebih suka
peragaan daripada penjelasan lisan
7.
Dapat duduk
tenang ditengah situasi yang rebut dan ramai tanpa terganggu
3.
Kinestetik (Kinesthetic
Learners)
Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan
individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu
agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang
bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan
sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya
dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya ini bisa menyerap
informasi tanpa harus membaca penjelasannya.
Ciri-ciri gaya belajar
Kinestetik yaitu :
1.
Menyentuh
segala sesuatu yang dijumapinya, termasuk saat belajar
2.
Sulit
berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
3.
Mengerjakan
segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif. Contoh: saat guru menerangkan
pelajaran, dia mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar
4.
Suka
menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
5.
Sulit
menguasai hal-hal abstrak seperti peta, symbol dan lambing
6.
Menyukai
praktek/ percobaan
7.
Menyukai
permainan dan aktivitas fisik
No comments:
Post a Comment