"SELAMAT DATANG DI WANDI KOMPUTER" Menerima Pengetikan, Pengolahan Data Skripsi (Perhitungan Manual dan SPSS), Bimbingan Skripsi, Service Komputer dan Kursus Komputer. Statistik, Olah Data SPSS, Kumpulan Judul Skripsi Bimbingan dan Konseling Dll.

web stats

Tuesday 16 December 2014

Getaran Mekanik




GETARAN MEKANIS





 











Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Getaran Mekanis
Dosen pengampu : Galuh Renggawilis, ST.MT.




Disusun oleh:
Nama      : Nur Aji Setiawan
NPM       : 6410500049





FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2014



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setiap hari manusia terlibat pada suatu kondisi lingkungan kerja yang berbeda-beda dimana perbedaan kondisi tersebut sangat mempengaruhi terhadap kemampuan manusia. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik dan mencapai hasil yang optimal apabila lingkungan kerjanya mendukung. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan sebagai lingkungan kerja yang baik apabila manusia bisa melaksanakan kegiatannya dengan optimal dengan sehat, aman dan selamat. Ketidakberesan lingkungan kerja dapat terlihat akibatnya dalam waktu yang lama. Lebih jauh lagi keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak yang tentunya tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien dan produktif.
Oleh karena itu perancangan lingkungan kerja yang baik dan optimal sangat diperlukan. Berikut ini penjelasan mengenai faktor-faktor fisik lingkungan kerja. Kondisi yang ergonomis, yaitu lingkungan kerja yang memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pekerja. Rasa nyaman sangat penting secara biologis karena akan mempengaruhi kinerja pada organ tubuh manusia ketika sedang bekerja. Penyimpangan dari batas kenyamanan akan menyebabkan perubahan secara fungsional yang pada akhirnya berpengaruh pada fisik maupun mental pekerja. Pengendalian dan penanganan faktor-faktor lingkungan kerja seperti kebisingan, temperatur, getaran dan pencahayaan merupakan suatu masalah yang harus ditangani secara serius dan berkesinambungan. Suara yang bising, temperatur yang panas getaran dan pencahayaan yang kurang di dalam tempat kerja merupakan salah satu sumber yang mengakibatkan tekanan kerja dan penurunan produktivitas kerja.
Getaran atau vibrasi adalah pergerakan bolak-balik suatu massa/berat melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik tertentu. Dampak getaran terhadap manusia terutama terjadi pada bagian organ-organ tertentu seperti: dada, kepala, rahang dan persendian lainnya. Getaran diduga dapat menyebabkan perubahan atau peningkatan tekanan darah yang pada tingkat tertentu dapat mengakibatkan hipertensi.Getaran dapat juga menimbulkan efek vaskuler dan efek neurologic. Getaran yang tinggi memungkinkan mengakibatkan stress pada pekerja, dan peningkatan tekanan darah adalah salah satunya.

B.     Tujuan
Pada dasarnya makalah ini memiliki tujuan umum dan khusus, tujuan umum makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah getaran mekanis, tujuan khususnya adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui pengertian getaran
2.      Untuk mengetahui cara menghitung getaran
3.      Untuk mengetahui dampak dari getaran untuk kesehatan
4.      Untuk mengetahui pengendalian getaran.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Getaran
Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut. Semua benda yang mempunyai massa dan elastisitas mampu bergetar, jadi kebanyakan mesin dan struktur rekayasa (engineering) mengalami getaran sampai derajat tertentu dan rancangannya biasanya memerlukan pertimbangan sifat osilasinya.
Getaran adalah suatu faktor yang menjalar ke tubuh manusia, mulai keseluruhan tubuh turut bergetar (0scilation) akibat getaran peralatan mekanis yang dipergunakan dalam tempat kerja. Berdasar Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 yang dimaksud getaran  adalah gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik acuan. Penyebab getaran dibedakan dalam 2 jenis yaitu:
1.      Getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan peralatan kegiatan manusia.
2.      Getaran seismik adalah getaran tanah yang disebabkan oleh peristiwa alam dan kegiatan manusia.

B.     Jenis Getaran
1.      Getaran seluruh tubuh (whole body vibration) Getaran pada seluruh tubuh atau umum (whole body vibration) yaitu terjadi getaran pada tubuh pekerja yang bekerja sambil duduk atau sedang berdiri dimana landasanya yang menimbulkan getaran. Biasanya frekuensi getaran ini adalah sebesar 5-20 Hz (Emil Salim, 2002:253). Getaran seperti ini biasanya dialami oleh pengemudi kendaraan seperti : traktor, bus, helikopter, atau bahkan kapal.
2.      Getaran lengan tangan (hand arm vibration)
Menurut Emil Salim (2002:253) yang dikutip Arief Budiono menyebutkan Getaran setempat yaitu getaran yang merambat melalui tangan akibat pemakaian peralatan yang bergetar, frekuensinya biasanya antara 20-500 Hz. Frekuensi yang paling berbahaya adalah pada 128 Hz, karena tubuh manusia sangat peka pada frekuensi ini. Getaran ini berbahaya pada pekerjaan seperti :
a. Supir bajaj
b. Operator mesin Blasting
c. Tukang potong rumput
d. Gerinda
e. Penempa palu.
Efek yang timbul tergantung kepada jaringan manusia, seperti: (Sucofindo, 2002)
a.       3 - 6 Hz untuk bagian thorax (dada dan perut),
b.      20-30 Hz untuk bagian kepala,
c.       100-150 Hz untuk rahang.
Di samping rasa tidak ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh goyangan organ seperti ini, menurut beberapa penelitian, telah dilaporkan efek jangka lama yang menimbulkan orteoartritis tulang belakang.

C.    Sumber Getaran
Perkakas yang bergetar secara luas dipergunakan dalam industri logam, perakitan kapal, dan otomotif, juga dipertambangan, kehutanan, dan pekerjaan konstruksi. Perkakas yang paling banyak digunakan adalah: bor pneumatik, alat - alat ini menghasilkan getaran mekanik dengan ciri fisik dan efeknya merugikan yang berbeda (Wijaya C , 1995:174). Pada perum perhutani sumber getaran yang ada pada peralatan seperti band resaw, cross cut, log band saw, planer, band saw, double cross cut, dan spindel moulder.

D.    Ciri-Ciri Suatu Getaran
Getaran merupakan jenis gerak yang mudah kamu jumpai dalam kehidupan sehari hari, baik gerak alamiah maupun buatan manusia. Semua getaran memiliki ciri-ciri tertentu. Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu kali getaran disebut periode getar yang dilambangkan dengan (T). Banyaknya getaran dalam satu sekon disebut frekuensi (f). Suatu getaran akan bergerak dengan frekuensi alamiah sendiri. Hubungan frekuensi dan periode secara matematis ditulis sebagai berikut:
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEid3Q7oPo9ZsSWRYe4_d8dszXFhDc9Uge-6CjnyvA1NWXNSnAYGxWLqtDwa-19HTYdMU5hugQ_L1a_l_4LqGcNZBv5wX_NdsKMOXvqB3Dt_i9io9zXMqaPBvjGA5O64QhzVnYh_WbUZz6dt/s400/RUMUS+GETARAN.JPG
dengan:
T = periode (s)
f = banyaknya getaran per sekon (Hz)
Satuan periode adalah sekon dan satuan frekuensi adalah getaran per sekon atau disebut juga dengan hertz (Hz), untuk menghormati seorang fisikawan Jerman yang berjasa di bidang gelombang, Hendrich Rudolf Hertz. Jadi, satu hertz sama dengan satu getaran per sekon.

E.     Cara Mengukur Getaran
Getaran diukur dengan menggunakan alat vibration meter. Dengan pengukuran menggunakan vibration meter maka akan mendapatkan hasil yang akan dibandingkan dengan nilai ambang batas sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga kerja nomor KEP. 51/MEN/1999. Teknik pengukuran ini dilakukan untuk mengambil data-data mengenai tingkat paparan getaran lengan tangan khususnya pada operator blasting.

F.     Efek Getaran Lengan Tangan
Efeknya lebih mudah di jelaskan dari pada menguraikan patofisiologinya. Efek ini disebut sebagai sindrom getaran lengan (HVAS) yang terdiri atas:
1.      Efek vaskuler -Pemucatan pada episodik buku jari ujung yang bertambah parah pada suhu dingin (fenomena Raynoud).
2.      Efek Neurologik -buku jari ujung mengalami kesemutan dan baal.
Efek bersifat progresif apabila ada pemanjanan terhadap alat bergetar berlanjut dan dapat menyebabkan dalam kasus yang parah, gangren. Alat-alat yang dipakai akan bergetar dan getaran tersebut disalurkan pada tangan, getaran-getaran dalam waktu singkat tidak berpengaruh pada tangan tetapi dalam jangka waktu cukup lama akan menimbulkan kelainan pada tangan berupa :
a)      Kelainan pada persyarafan dan peredaran darah. Gejala kelainan ini mirip dengan Phenomena Raynoud yaitu keadaan pucat dan biru dari anggota badan kedinginan, tanpa ada penyumbatan pembuluh darah tepi dan kelainan gizi. Phenomena Raynoud ini terjadi pada frekuensi sekitar 30-40 Hz.
b)      Kerusakan-kerusakan pada persendian dan tulang (J.F.Gabriel, 1996:97). Pada kebanyakan tenaga kerja, tingkat akhir dari penyakit masih memungkinkan mereka bekerja dengan alat-alat yang bergetar. Namun pada berbagai hal, penyakit demikian memburuk, sehingga kapasitas kerja terganggu dan tenaga kerja harus menghentikan pekerjaannya. Dari sudut cacat kerja, perasaan nyeri kurang pentingnya dibanding dengan hilangnya perasaan tangan dan tidak dapat digunakan sebagai mestinya. Hal ini terutama berat bagi pekerjaan dengan tangan kanan yang memerlukan ketelitian terutama dengan alat kecil yang berputar. Otot-otot yang menjadi lemah biasanya abduktor jari kelingking, otot-otot interossea dan fleksin dari jari-jari (Suma’mur, 1996:80).
Diagnosa awal berdasarkan riwayat gejala yang khas, seperti kesemutan dan   gangguan rasa pada jari-jari yang terpajan getaran. Gejala ini menetap dan bertambah berat dalam waktu yang lama. Gejala berikutnya adalah jari memucat dengan adanya pajanan kronis. Untuk memastikan diagnosis dan menetapkan tingkat keparahan, diperlukan beberapa tes neurologist dan tes vaskuler. Cara menentukan derajat penyakit ditingkat internasional dengan menggunakan klasifikasi Stockholm.
Klasifikasi sindrom getaran sistem Stockholm

Stadium
Derajat
Deskripsi
I. Gejala vaskuler
1
Ringan
Terjadi pemucatan pada
suhu atau lebih ujung-
ujung jari
2
Sedang
Pemucatan pada ujung dan
ruas jari tengah, pada satu
jari atau lebih
3
Berat
Terjadi pemucatan pada
semua ruas jari

4
Sangat berat
Seperti gambaran 3
dengan perubahan kulit
(kulit trophic)
II. Gejala Sensorik
SN 0

Tidak ada gejala
SN 1

Rasa baal yang hilang
timbul atau menetap
dengan atau tanpa rasa
nyeri
SN 2
Seperti pada SN 1 disertai
gangguan saraf sensorik
SN 3
Seperti pada SN 2 dengan
diskriminasi dan gangguan
ketangkasan
Sumber : Taylor W.A (1997)
Catatan :
SN = Sensorineural

G.    Penyakit Akibat Paparan Getaran Lengan Tangan
Angioneurosis jari-jari tangan Fenomenon Raynaud (jari-jari putih) adalah syndrome akibat getaran yang paling sering di wilayah-wilayah dunia yang dingin. Gejala-gejala nonspesifik pertama adalah akroparestesia pada tangan dan perasaan kebal di jari-jari tangan pada waktu kerja atau sebentar sesudahnya. Pada stadium ini, selain gangguan kepekaan terhadap getaran, tidak ditemukan perubahan objektif lainnya. Pada fase berikutnya, diamati kepucatan paroksismal sporadik pada ujung-ujung jari tangan. Paroksisme disebabkan oleh spasme lokal arteriol dan kapiler, serta dicetuskan oleh paparan terhadap suhu dingin lokal atau umum. Biasannya terjadi pada musim dingin dan sepenuhnya pulih kembali 15-30 menit setelah tangan dihangatkan. Selama paroksisme, kepekaan nyeri taktil sangat berkurang. Fase ini menimbulkan kesulitan diagnostik yang besar, karena penyakit yang dilaporkan tidak selalu dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan di ruang konsultasi dokter. Observasi secara langsung suatu serangan di tempat kerja mempermudah diagnosanya (Wijaya.C, 175-176).
Stadium lebih lanjut dari penyakit ini ditandai dengan kepucatan paroksismal, tidak hanya pada ujung-ujung jari, tetapi menyebar pada hamper seluruh jari namun jarang mengenai ibu jari. Parokisme dapat diprovokasi oleh suhu yang sedikit dingin, bahkan dapat timbul gejala pada suhu lingkungan. Pada stadium yang lebih lanjut, angiospasme diganti oleh paresis dinding pembuluh darah kecil yang mengakibatkan akrosianosis.
Gejala-gejala yang menonjol adalah rasa kebal ditangan, gangguan kecepatan jari, dan gangguan sensitivitas. Juga dapat timbul perubahan-perubahan tonus lokal. Berbeda dengan endarteritis obliterans, nekrosis sangat jarang terjadi.
Uji diagnosik yang paling umum digunakan adalah induksi paroksisme jari dengan air dingin. Baik tangan maupun lengan bawah (sampai ke siku) direndam selama 10 menit dalam air yang didinginkan dengan kubus-kubus es (Beberapa dokter menambah rasa dingin dengan meletakan handuk basah pada bahu). Hendaknya dijelaskan bahwa metode ini lebih jarang menginduksi parokisme jari tangan dibandingkan getaran pada situasi kerja yang nyata. Kadang kala hanya dapat terlihat pengembalian darah ke kapiler yang melambat seperti : ujung jari didistal kuku perlu ditekan sebentar dan dicatat waktu yang diperlukan oleh darah untuk kembali ke titik anoksemik. Metode pemeriksaan laboratorium yang dapat diterapkan pada pemeriksaan pencegahan meliputi plestimografi jari (gangguan gelombang denyut akibat dingin), mikroskopi kapiler dan pengukuran suhu kulit (termometer kontak atau termografi). Mungkin terdapat penurunan suhu kulit permulaan atau terlambatnya pemulihan suhu jari normal setelah tes air dingin (Darmanto Djojodibroto, 1995:137).
Gangguan tulang, sendi dan otot Patologi  osteoartikular sering kali terbatas pada tulang-tulang karpal (khususnya lunata dan navikularis), sendi radioulnaris dan sendi siku. Gejala subjektif biasanya ringan tetapi pada stadium yang lanjut gangguan fungsionaldapat cukup berarti. Perubahan radiogram yang paling khas adalah atrosis sendi karpal, radioulnaris dan siku, serta pseudokista (terutama pada tulang-tulang karpal, yang dapat pula memperlihatkan perubahan-perubahan atrofik lain seperti trabekula yang menebal dan menjadi jarang). Otot dan tendon disekitar sendi tersebut biasanya juga terlibat, gejala subyektif (nyeri) yang disebabkan kelainan ini sering mendahului perubahan radiogram yang jelas (Wijaya.C, 176).
Neuropati Kerusakan saraf yang disebabkan getaran meliputi persyarafan otonom perifer (pada angioneurosis). Beberapa ahli mengemukakan efek-efek pada syaraf perifer (ulnaris, medianus, radialis). Ahli lainya menganggap trauma saraf umumnya sekunder dari iskemik berulang (pada angioneurosis), atau suatu factor tambahan sering kali neuropati kompresif misalnya, perubahan osteoartikuler disekitar batang saraf tersebut (Darmanto Djojodibroto, 1995:139). Terkenanya serat-serat sensoris menyebabkan parastesia atau berkurangnya kepekaan seratserat motorik, gangguan ketangkasan dan akhirnya atrofi. pengukuran kecepatan konduksi saraf adalah pemeriksaan terpilih. Suatu bentuk campuran menggabungkan gangguan otot, tendon, tulang, pembuluh darah dan saraf perifer (Wijaya.C, 176).

H.    Tes Pemeriksaan Tangan Fungsi Sensorik
1.      Tes untuk rasa raba
a.       Ujung kapas digoreskan pada permukaan tubuh pasien
b.       Rangsangan dilakukan secara berganti-ganti pada daerah yang normal dan abnormal, mulailah dari daerah yang paling terganggu dan bergerak kearah yang normal.
c.        Pasien diminta untuk menunjukkan kapan mulai merasakan goresan kapas tersebut.
2.      Tes untuk rasa nyeri
a.       Alat yang dipakai berupa jarum bendul (pentol)
b.      Rangsangan berganti-ganti antara ujung yang tajam dan yang tumpul. Mintalah pasien untuk membedakan bermacam-macam rangsangan tersebut.
c.       Bandingkan daerah yang abnormal dengan daerah yang normal pada daerah konkontralateral.
d.      Mulailah dari daerah yang paling terganggu dan bergerak kearah yang normal, kemudian pasien diminta untuk menunjukkan kapan mulai merasakan ketajaman yang lebih jelas, yang perlu dicatat adalah perubahan sensasi. Sensasi nyeri ini paling baik dalam menentukan batas gangguan sensorik dibandingkan dengan sensasi yang lain.
3.      Tes untuk rasa suhu
Rangsangan panas dilakukan dengan menempelkan botol yang berisi air panas (40ºC-45ºC), sedangkan rangsangan dingin dengan menempelkan botol yang berisi air dingin (10ºC-15ºC). Dengan mata tertutup pasien diminta membedakan botol tersebut setelah disentuh dengan bagian tubuhnya khususnya tangan.

I.       Pengendalian Getaran
Menurut Sugeng Budiono (2003:39), pengendalian getaran dapat dilakukan sebagai berikut :
1.      Pengendalian secara teknis
a.       Mengunakan peralatan kerja yang rendah intensitas getarannya (dilengkapi dengan dampingatau peredam).
b.       Menambah atau menyisipkan damping diantara tangan dan alat, misalnya membalut pegangan alat dengan karet.
c.       Memelihara atau merawat peralatan dengan baik. Dengan mengganti bagian-bagian yang aus atau memberikan pelumasan.
d.       Meletakan peralatan dengan teratur. Alat yang diletakan diatas meja yang tidak stabil dan kuat dapat menimbulkan getaran di sekelilingnya.
e.       Menggunakan remote control. Tenaga kerja tidak terkena paparan getaran, karena dikendalikan dari jauh.
2.      Pengendalian secara administratif
Dengan cara mengatur waktu kerja, misalkan :
a.       Merotasi pekerjaan. Apabila terdapat suatu pekerjaan yang dilakukan oleh 3 orang, maka dengan mengacu pada NAB yang ada, paparan getaran tidak sepenuhnya mengenai salah seseorang, akan tetapi bergantian, dari A, B dan kemudian C.A B C A B C A B C
b.       Mengurangi jam kerja, sehingga sesuai dengan NAB yang berlaku.
3.      Pengendalian secara medis
Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2005:80) dapat dilakukan empat langkah untuk pemulihan gejala akibat getaran supaya peredaran darah kembali, yaitu :
1.      Pemanasan tangan dalam air panas
2.      Pemijitan
3.      Meniupkan udara panas ketangan
4.      Menggerakkan tanagan secara berputar
4.      Pemakaian alat pelindung diri
Pengurangan paparan dapat dilakukan dengan menggunakan sarung tangan yang telah  dilengkapi peredam getar (busa). Efek-efek berbahaya dari paparan kerja terhadap getaran paling baik dicegah dengan memperbaiki desain alat-alat yang bergetar tersebut, dan pemakaian sarung tangan pelindung, Resiko dapat juga dikurangi dengan memperpendek waktu paparan. Pemeriksaan sebelum penempatan dan pemeriksaan berkala mempermudah pengenalan dini individu - individu yang terutama rentan dan membantu mengurangi meluasnya masalah



BAB III
KESIMPULAN

Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangan yang disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya.Terdapat 2 jenis getaran, yaitu: getaran seluruh tubuh dan getaran lengan tangan. Sumber getran berasal dari mesin-mesin yang memiliki getaran mekanik dengan ciri fisik dan efeknya merugikan yang berbeda.
Efek yang ditimbulkan akibat getaran lengan diantaranya: efek vaskuler, efek neurologik. Alat-alat yang dipakai akan bergetar dan getaran tersebut disalurkan pada tangan, getaran-getaran dalam waktu singkat tidak berpengaruh pada tangan tetapi dalam jangka waktu cukup lama akan menimbulkan kelainan pada tangan, seperti: gangguan pada persyarafan dan sendi. Tes pemeriksaan tangan fungsi sensorik yaitu dengan cara : tes untuk rasa raba, tes rasa nyeri dan tes untuk rasa suhu.
Untuk pengendalian getaran, dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya: pengendalian teknis, kesehatan, administrative dan APD ( alat pelindung diri). APD yang digunakan untuk pekerja pada Sand blasting yaitu: sarung tangan, helm safety, kacamata safety dan sepatu tertutup.


DAFTAR PUSTAKA


http://www.slideshare.net/befridita/getaran-31531070#



No comments:

Post a Comment